Hebatnya Ibu,
Selamat pagi kawan-kawan semua…
Apa kabar hari ini?
Semoga terus sehat dan terus bersemangat ya….
Dan semoga kita selalu dilimpahi Rahmat oleh Allah…
Aamiin…
Beberapa hari yang lalu saya tidak tahu kenapa saya merasa
kehilangan semangat menulis saya, entah kenapa tiba-tiba saya merasa begitu
susah untuk mendapatkan ide untuk bisa terus menulis, lantas yang lebih membuat
saya khawatir adalah saya mulai meragukan keberadaan saya dalam kancah tulis
menulis ini, bukankah menulis adalah hal yang paling saya impikan dalam hidup
saya, bahkan ketika pertama kalinya saya bisa membaca pun saya selalu
bercita-cita untuk bisa menulis seperti cerita yang saya baca. Meskipun sampai
saat ini saya belum menjadi seseorang yang berarti dalam ranah seputar pena ini….
Perjalanan hidup telah membawa saya berada dalam dunia lain
yang sebenarnya tidak begitu saya tahu apakah saya masih pantas berada di
dalamnya. Meskipun saya sudah berhasil mengakhiri apa yang sudah saya mulai dalam
dunia pendidikan yang saya inginkan, tapi saya malah menjadi bingung apa
yang bisa saya lakukan dengan bekal itu
semua. Karena passion saya tidak disana. Sampai akhirnya saya yakin bahwa tidak
ada yang perlu saya sesali dari setiap sesuatu yang sudah terjadi dalam hidup
saya,
“Allah selalu mempunyai rencana yang terbaik buat kita
walaupun terkadang kita susah memahaminya”.
Hal ini saya ilhami dari apa yang sudah Allah sampaikan
dalam keyakinan yang saya anut :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui,”
(QS: Al-Baqarah ayat 216)
Dan mungkin dari keyakinan itulah saya memilih untuk terus
bertahan di dalam setiap cerita yang saya bagi.
Sampai pada suatu pagi dering telepon seluler saya
terdengar, ibu saya menelepon,
“ Adik apa kabar?...sudah hampi 7 hari adik tidak berkunjung kesini lho?Adik
sehat-sehat aja kan?”
Kemudian saya mulai berusaha memasang pendengaran saya
dengan lebih tajam karena suara diseberang sana nadanya semakin merendah bahkan
terdengar agak parau…
“Ibu kangen dek…main kesini ya….”
Saya mulai susah menggambarkan suasana hati saya setelah
mendengar kalimat ibu saya yang terakhir…
Bahkan degup jantung saya pun terasa agak cepat ritmenya,
lalu butiran cairan bening dari kelopak mata saya pun seperti tak terbendung
lagi untuk menetes ke bawah dengan derasnya…
Dengan sedikit terisak, saya pun menimpali kalimat ibu “Adik
sehat bu, maaf ya bu adik tidak bercerita kalau adik sekarang punya kesibukan
baru, Ibu doakan adik ya agar kesibukan adik kali ini menjadi berkah , dan
semoga juga ibu diberikan hari-hari yang berkah…………..”
Yah,,, dari cuplikan percakapan tersebut saya menjadi terhenti
dalam kesibukan saya memikirkan ide tulisan yang harus saya buat. Sayapun
menyadari bahwa saya sudah melupakan satu hal yang seharusnya saya ingat, yaitu “ridho ibu”.
Memang selama saya memutuskan untuk kembali memilih passion saya dan mengawali mimpi lama yang sudah lama saya lupakan ini belum
sekalipun saya bercerita kepada Ibu.
Ada kekhawatiran kalau ibu tidak akan
percaya bahwa mimpi saya ini akan berguna buat hidup saya kelak, karena ibu
merasa di usia saya yang sekarang ini bukanlah waktu yang tepat buat saya untuk
hanya sekedar bermimpi.
Saya sudah lupa bahwa sebagian Ridho Allah terletak pada ridho orang tua khususnya adalah Ibu. Jika
Allah yang sudah berkehendak amatlah mudah menjadikan sesuatu yang terasa begitu
tinggi dan susah menurut kita. Jadi mendapatkan ridho Allah melalui ibu harus
menjadi hal yang mutlak kita dapatkan kalau ingin berhasil dalam memulai sesuatu
, ya…kawan. Harus dibarengi dengan usaha dan sikap tidak gampang menyerah juga
tentunya.
Setelah itu, Ibu saya pun mengirimkan pesan singkat/sms yang
intinya beliau rela dengan langkah apapun yang saya ambil dan beliau mendoakan
sepenuhnya semoga apapun itu selalu diberi keberkahan oleh Allah.
Akhirnya pun tidak tahu dari mana datangnya tiba-tiba saya
menemukan kemudahan dalam mencari ide bahkan apapun yang saya lihat, dengarkan,
dan baca seolah menginspirasi saya untuk terus mengeksplorasinya menjadi suatu
cerita yang lebih menarik dan unik juga tentunya.
Semoga cerita saya tentang hebatnya ibu ini bisa
menginsiprasi kawan-kawan semua untuk terus menyayangi ibu kalian ya kawan…
Sampaikan salam sayang juga untuk sosok terhebat yang sudah
membuat kawan-kawan sekalian ada dunia ini ya….
Semoga kita tidak lupa bahwa Allah menempatkan syurga-Nya di
bawah telapak kaki beliau ya…
Perlakukanlah Ibumu dengan sebaik-baiknya perlakuan
sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh anak-anak kita kelak ya kawan…
Tanpa ibu kita hanyalah sosok kecil rapuh yang tidak tahu
sedikitpun tentang dunia ini….
Jika harus membalas kebaikannya tentu apapun itu di dunia ini tidak akan
pernah cukup ya kawan….
Jangan sekalipun engkau dengan sengaja membuat ibumu
meneteskan air matanya ya kawan, karena jika kau tahu bagaimana pengorbanannya
yang tidak pernah putus untukmu maka air mata sepanjang hidupmu pun tidak akan
pernah cukup untuk menggantikan setetes saja air matanya yang terjatuh karenamu…
Namun jika itu pernah engkau lakukan dan ibumu masih berada
disampingmu, memohon maaf lah kepadanya karena beliau adalah sosok yang selalu
pemaaf terhadap anak-anaknya, tapi jika beliau sudah berada jauh dialam yang
tidak lagi sama denganmu dan engkau benar-benar ingin menebus kelalaianmu maka
memohonlah maaf dan bertaubatlah kepada Allah…Karena Sungguh Allah Maha Pemaaf….
Bahkan, Melalui Abu Hurairah, Nabi Muhammad pun pernah berkata bahwa posisi ibu 3 kali lebih tinggi
dari ayah(dengan tidak mengurangi rasa hormat kita sedikitpun pada ayah, yaa…
kawan). Itu semua karena begitu hebatnya ibu….
....Ibumu…Kemudian Ibumu…Kemudian Ibumu….
Jangan pernah berhenti untuk dibagi, berbagi dan terus
membagi ya kawan…
Semoga hari kalian selalu menyenangkan….
Salam semangat ya kawan…Jiayou
No comments:
Post a Comment